SURABAYA, Tagarsurabaya.com – Puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Surabaya digelar Rabu (27/7/2022).
Di dalam momen tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyempatkan mendongeng secara langsung di depan anak-anak Surabaya.
Menggunakan boneka tangan berbentuk katak dan monyet, Mas Eri membawakan cerita dari atas panggung.
“Ayah akan ceritakan dua sahabat, Monca si Monyet dan Monda si katak,” kata Mas Eri mengawali cerita di depan ratusan siswa yang hadir.
Tak hanya ratusan siswa, acara ini juga dihadiri Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sejumlah kepala dinas di lingkungan Pemkot, DPRD, hingga perwakilan sejumlah LSM.
Diceritakan, Monca adalah monyet yang mudah menyerah dan pasrah terhadap keadaan.
Sebaliknya, Monda adalah sosok katak yang rajin berkerja, taat agama, dan suka bergotong royong.
Suatu saat, mereka kelaparan. Monca tak mau berusaha karena ia memilih menunggu alam memberinya makan.
Sebaliknya, Monda memilih menanam pisang sebagai ikhtiar mendapatkan makanan.
Mas Eri bercerita, Monca sempat tak percaya kalau pisang yang ditanam akan tumbuh.
“Monda pun mengajak Monca menanam: ‘Ingat Monca, Tuhan tidak akan mengubah nasib kaumnya kalau kaumnya tidak mau berubah. Ayo Monca Kita menanam pisang’,” cerita Wali Kota Eri.
Tak berselang lama, pisang tersebut akhirnya tumbuh.
Akhirnya, Monca yang awalnya tak percaya pun ikut menanam hingga suatu saat pisang mereka berbuah.
Meskipun demikian, Monda yang seekor katak tak bisa memanjat pohon.
Akhirnya, dia minta bantuan kepada Monca yang seekor monyet hingga akhirnya mereka berdua bisa makan bersama.
“Inilah bentuk gotong royong itu. Tidak ada makhluk yang sempurna. Hanya kerjasama dan gotong royong yang bisa membuat itu menjadi sempurna, termasuk dalam membangun di Surabaya ini,” katanya.
Usai bercerita, Mas Eri lantas memberikan pertanyaan kepada para siswa soal pelajaran yang bisa dipetik dari cerita tersebut.
Untuk 2 anak SD dan SMP yang terpilih dan bisa menjawab, berhak mendapatkan hadiah sepeda.
Ditemui seusai acara, Mas Eri mengaku menyiapkan cerita tersebut secara mendadak.
“Hanya 5 menit. Sebab, mendadak didapuk untuk mendongeng. Sebenarnya juga bingung (mau cerita apa),” kata Mas Eri kepada jurnalis.
Namun, ia mengapresiasi anak-anak Surabaya yang disebutnya sebagai anak cerdas.
Ini terlihat dari banyaknya anak yang angkat tangan saat Mas Eri mengajukan pertanyaan kepada siswa.
“Saya bercerita soal membangun Surabaya tak bisa sempurna tanpa kebersamaan. Sebab kesempurnaan hanya bisa diwujudkan lewat kebersamaan, gotong royong, saling membantu, hingga saling menghargai. Baru keberhasilan Surabaya bisa dicapai,” katanya
“Ternyata, nerangno ke arek-arek lebih gampang daripada nang sing tuwo (ternyata bercerita ke anak-anak lebih gampang dibanding bercerita ke yang tua). Cerita sekilas saja, anak-anak bisa memetik semangat kebersamaan membangun Surabaya,” katanya.
Potensi inilah yang menurutnya harus terus dirawat.
“Kalau anak-anak ini sejak kecil ditanami akhlakul karimah maka kelak ketika menjadi pemimpin bisa menjadi pemimpin yang hebat,” katanya.
“Baik jadi Ketua RW, guru, hingga wali kota yang hebat. Terpenting, memiliki hati nurani untuk berkerja demi kebaikan,” katanya.
Selain acara mendongeng dari Wali Kota, acara ini juga diisi dengan berbagai pertunjukan kesenian siswa-siswi di Surabaya, forum talkshow, hingga sejumlah pameran.
Ini merupakan puncak HAN di Surabaya yang diperingati secara nasional tiap tanggal 23 Juli.
[…] suplemen pendidikan yang tepat bagi para pelajar di Kota itu. Program itu disalurkan oleh Anggota DPR RI Komisi […]
[…] membentang dari ujung Wonokromo hingga ke ujung Keputran. Jalan ini salah satu jalan ikonik Kota Surabaya karena punya nilai historis yang sangat […]