Tagarsurabaya.com – China terus menunjukkan taringnya terhadap Taiwan yang belakangan semakin gencar berhubungan dengan negara asing, terutama Amerika Serikat, demi ambisinya untuk merdeka.
Sejak lawatan Ketua Dewan Perwakilan (DPR) AS Nancy Pelosi ke Taipei awal Agustus lalu, China semakin menunjukkan sederet sikapnya menolak segala upaya Taiwan memisahkan diri dari negaranya.
China memang telah lama bersumpah akan membuat Taiwan kembali bersatu dengan negaranya melalui cara apa pun, termasuk militer. Meski begitu, pemerintahan Presiden Xi Jinping tetap mengupayakan jalur damai dalam menyatukan lagi Taiwan dengan daratan China.
Berikut 4 Trik ekstrem Xi Jinping membungkam Taiwan agar berhenti berupaya memerdekakan diri:
1. ‘Kepung’ Taiwan dengan Latihan Militer
Di hari yang sama dengan lawatan Pelosi, China segera mengumumkan latihan militer besar-besaran termasuk simulasi tempur dan tembak-menembak di enam titik mengelilingi Taiwan.
“Tindakan ini merupakan pencegah serius terhadap eskalasi besar baru-baru ini dari tindakan negatif Amerika Serikat soal isu Taiwan, dan peringatan serius bagi pasukan ‘kemerdekaan Taiwan’ yang mencari ‘kemerdekaan,'” kata Kolonel Shi Yi, juru bicara Komando Militer Teater Timur China, melalui pernyataan seperti dikutip dari CNN.
Kementerian Pertahanan China mengatakan militer China “dalam siaga tinggi dan akan meluncurkan serangkaian operasi militer yang ditargetkan untuk melawan situasi saat ini dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial, dan dengan tegas menggagalkan campur tangan kekuatan eksternal dan skema pemisahan kemerdekaan Taiwan”.
Sejak itu, China juga semakin getol mengirim puluhan pesawat tempurnya menerobos zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.
Latihan militer juga kembali dilakukan China setelah geram akibat sejumlah anggota Kongres AS melawat Taipei pada Minggu (14/8).
Latihan militer serupa juga kerap digelar China kala merespons lawatan sejumlah pejabat asing ke Taiwan yang dinilai Beijing melanggar prinsip Satu China.
2. Boikot Taiwan di Kancah Internasional
China juga getol menekan hingga mengancam negara-negara yang berani menjalin hubungan resmi dengan Taiwan.
Beijing kerap mengancam akan memutus hubungan diplomatik dengan negara yang berani menjalin relasi resmi dengan Taiwan.
Karena itu lah, banyak negara yang memutus hubungan dengan Taiwan demi bisa menjaga atau menjalin hubungan diplomatik dengan China, salah satu raksasa ekonomi dunia.
AS, sekutu Taiwan, bahkan menjadi salah satu negara yang memutus hubungan resmi dengan Taipei demi menjalin hubungan diplomatik dengan China.
Menurut laporan World Population Review, terdapat 13 negara yang mengakui kedaulatan Taiwan dan memiliki hubungan diplomatik per April 2022.
Sejumlah negara juga memiliki hubungan tak resmi dengan Taiwan. AS, misalnya, kerap menunjukkan dukungan terhadap kemerdekaan pulau tersebut.
Selain AS, tercatat 59 negara menjalin hubungan diplomatik tak resmi dengan Taiwan, di antaranya Prancis, Jerman, Jepang, Rusia, dan Inggris.
Selain negara, China juga berupaya mengisolasi Taiwan dari setiap forum internasional. Sampai saat ini, Taiwan bukan merupakan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sementara itu, China merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, salah satu badan terkuat dalam organisasi tersebut.
3. Blokade perdagangan
China juga memberlakukan pembatasan impor buah dan ikan dari Taiwan. Pihak berwenang bea cukai China mengatakan akan menangguhkan sejumlah impor buah seperti jeruk dengan dugaan berulang: residu pestisida yang berlebihan.
Mereka juga melarang impor ikan tertentu dari Taiwan. Beijing bisa saja memakai alasan terdapat penemuan virus corona dalam paket ikan itu.
Larangan tersebut muncul usai Dewan Pertanian Taiwan mengatakan Beijing telah melanggar peraturan dengan menangguhkan impor seperti perikanan, teh, dan madu.
Selain makanan, Kementerian Perdagangan China mengatakan akan menangguhkan ekspor pasir alam ke Taiwan mulai Rabu. Namun, mereka tak memberikan rincian lebih lanjut.
Pasir alam biasanya digunakan untuk memproduksi beton dan aspal. Sebagian besar pasir dan kerikil impor Taiwan berasal dari China.
Pengamat pertanian di Trivium China, Even Pay, mengatakan langkah pembatasan tersebut merupakan pola umum Beijing.
Dia menilai akan lebih banyak gangguan perdagangan pertanian dan makanan dalam beberapa hari mendatang.
“Saat ketegangan diplomatik atau perdagangan semakin tinggi, regulator China biasanya mengambil pendekatan yang sangat ketat untuk membuat patuh,” kata Pay.
Ia kemudian berujar, ” [Beijing] mencari alasan apapun yang bisa digunakan untuk membenarkan larangan perdagangan.”
Pembatasan perdagangan ini bukan kali pertama. Pada Maret 2021, Beijing melarang impor nanas, dengan alasan mereka mendeteksi hama di buah itu. Beberapa pihak menilai langkah tersebut lebih bersifat politis.
4. Hukum Entitas Taiwan terkait ‘Separatis’
Pihak berwenang China menyatakan akan menghukum dua organisasi Taiwan yang punya hubungan dekat dengan orang-orang yang dianggap separatis.
Dua organisasi itu yakni Yayasan Taiwan untuk Demokrasi dan Kerjasama Internasional, serta Dana Pembangunan.
Perusahaan yang telah menyumbang ke organisasi tersebut seperti Speedtech Energy dan Hyweb Technology, juga akan dilarang bekerja sama dengan perusahaan China.
Sejak Tsai Ing-wen menjadi presiden Taiwan pada 2016 lalu, Beijing telah meningkatkan tekanan ke pulau itu. Tsai menilai Taiwan sebagai negara berdaulat secara de facto bukan bagian dari Satu China. Perempuan itu kerap dijuluki sebagai separatis.