SURABAYA, Tagarsurabaya.com – Kemenkes telah mengkonfirmasi kasus pertama cacar monyet (Monkeypox) di Indonesia pada Sabtu (20/8/2022). Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya pun mengantisipasi dan mempersiapkan langkah-langkah untuk mencegah dan menangani.
Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina mengatakan bahwa Pemkot Surabaya sudah melakukan antisipasi monkeypox sejak Juni lalu. Bentuk antisipasi yang telah dilakukan adalah pemantauan informasi global dan regional lewat portal informasi resmi satu pintu WHO dan Kementerian Kesehatan.
Selanjutnya, kata Nanik, dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit monkeypox melalui pengamatan dan deteksi dini di fasilitas pelayanan kesehatan, sesuai definisi operasional monkeypox, tata laksana, serta pemeriksaan laboratorium sesuai dengan pedoman.
“Meningkatkan upaya promosi kesehatan melalui sosialisasi tentang kewaspadaan terhadap penyakit monkeypox kepada masyarakat. Kepala pelayanan medik RS se-Surabaya, perawat klinik se-Surabaya, serta melalui media sosial dan media massa. Meningkatkan kewaspadaan melalui pengamatan laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS) di aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dan deteksi kasus dengan gejala monkeypox yang datang ke fasyankes,” kata Nanik kepada wartawan, Rabu (24/8/2022).
Kemudian melakukan penyelidikan epidemiologi kasus. Apabila ditemukan kasus dengan tanda dan gejala monkeypox yang berasal dari laporan masyarakat, media, maupun fasyankes, pihaknya akan melakukan tindakan. Tetapi tetap dengan koordinasi bersama.
“Berkoordinasi lintas sektor dan lintas program. Khususnya yang membidangi fungsi kesehatan hewan serta penularan penyakit yang ditularkan melalui hewan kepada manusia,” jelasnya.
Ada pun langkah-langkah kesiapsiagaan di masing-masing fasilitas kesehatan ditingkatkan demi kewaspadaan dini. Terutama di Rumah Sakit dan Puskesmas. Contohnya, di RS akan dilakukan pengamatan semua kasus ruam untuk ditangani sesuai SOP serta pemeriksaan laboratorium.
“Melaporkan segera jika ada penemuan kasus potensial sesuai indikasi kasus tersebut,” ujarnya.
Sedangkan kesiapsiagaan di puskesmas, pihaknya akan melakukan penguatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada seluruh masyarakat Surabaya. Tak lupa menyampaikan upaya pencegahan melalui PHBS secara konsisten dalam berkegiatan sehari-hari dan di lingkungan tempat tinggal.
“Mengimbau seluruh masyarakat segera mengakses fasyankes (puskesmas) apabila mengalami gejala Monkeypox. Memantau dan melaporkan kasus secara rutin melalui SKDR. Melakukan penguatan jejaring kerja surveilans lintas program dan lintas sektor di masing-masing wilayah puske