Tagarsurabaya.com – Masyarakat resah sejak Perusahaan Umum (Perum) DAMRI menghentikan operasional tiga trayek bus per 1 September. Awak bus, penumpang, sampai pedagang di terminal merasakan dampaknya. Tidak ada pemberitahuan bahwa trayek bus yang dikelola badan usaha milik negara (BUMN) itu bakal ditutup.

Total ada 15 unit armada bus yang berhenti beroperasi dalam sepekan terakhir. Para penumpang dari Terminal Purabaya yang hendak ke Terminal Tambak Osowilangun (TOW) terpaksa harus naik bus PT dan transit di Jembatan Merah. ’’Tidak tahu kalau berhenti beroperasi. Biasanya naik P8 langsung (ke Terminal TOW, Red),” kata Indra, salah seorang penumpang.

Ketua Jalur P8 Mulyadi mengaku tidak mengetahui terkait adanya pemberhentian operasional bus DAMRI jalur P8, P4, dan P3 tersebut. Tidak jelas pula alasan dihentikannya operasional tiga jalur bus itu. ’’Kami tidak diundang. Yang diundang justru jurusan Purabaya–Bandara (Juanda, Red). Padahal, jalur itu tidak terdampak,” ungkapnya.

Mulyadi mengatakan sempat mendengar alasan pemberhentian operasional tiga jalur bus tersebut. Salah satunya, akan ada hibah bus listrik dari pusat. Juga, mulai beroperasinya bus Trans Jatim. Rencananya, bus listrik tersebut beroperasi akhir tahun ini. ’’Tapi kapan, belum jelas. Lha, ini awak bus butuh pemasukan. Tidak bisa menganggur seperti ini karena ada anak-istri di rumah,” paparnya.

Menurut Mulyadi, pemberhentian tersebut sangat berdampak terhadap seluruh awak bus. Apalagi, animo penumpang sejatinya masih tinggi. Terutama pada Senin. Bus P8 dan P4 bisa mendapat 150–170 penumpang dalam empat kali perjalanan pulang-pergi (PP) pada awal pekan.

Terpisah, Kepala Unit Terminal TOW Imam Hidayat mengatakan, keputusan penutupan trayek tersebut bukan wewenangnya. Itu merupakan wewenang pemerintah pusat selaku pengelola DAMRI. ’’Aku yo kaget. Kami sudah berupaya meramaikan terminal yang awalnya sepi ini. Sekarang (setelah Damri berhenti beroperasi, Red) sepi maneh,” ucapnya

Ketua Persatuan Toko dan Warung Kompleks Terminal TOW Mulyono merasa kecewa dengan kebijakan pemerintah yang sepihak tersebut. Sebab, para pedagang di TOW yang baru bangkit dari pandemi Covid-19 harus kelimpungan lagi. ’’Sudah seminggu ini sepi. Tidak ada orang beli. Jangankan beli, orang lewat saja nggak ada,” katanya.

Mulyono berharap pemerintah mengevaluasi kembali kebijakan tersebut. Jika memang harus menggunakan bus Trans Jatim, minimal Terminal TOW tetap dijadikan tempat transit. ’’Karena selama beroperasi dalam satu bulan terakhir ini kan langsung. Tol langsung bablas,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah sebaiknya tidak memberhentikan operasional bus DAMRI karena akan ada bus listrik. Sebab, tidak jelas kapan bus listrik tersebut beroperasi.

Mulyadi bersama para awak bus dari Terminal TOW berencana melakukan audiensi dengan wali kota. Surat permohonan sudah dikirim. ’’Sebetulnya hari ini tadi (kemarin, Red). Tapi, tidak jadi karena ada demo. Mudah-mudahan Pak Wali Kota bisa memberikan solusi atas nasib warganya,” jelasnya.

TRAYEK BUS DAMRI YANG BERHENTI BEROPERASI

– P8: Purabaya–Owosilangun

– P4: Purabaya–Tanjung Perak

– P3: Sidoarjo–Purabaya–Dupak–Rajawali–JMP

Dampak Penutupan Trayek:

– Para sopir dan kernet bus menganggur.

– Pedagang di Terminal TOW sepi pembeli.

– Penumpang bus DAMRI menunggu lebih lama atau ganti jurusan dengan transit di titik lain.

Diolah dari berbagai sumber

By fey

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *