Tagarsurabaya.com – Tahun depan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) punya peran utama dalam membantu pengembangan dan menggerakkan perekoniman di Kota Pahlawan. Para pelaku UMKM akan dilibatkan dalam setiap program kerja yang dirancang pemkot.

Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan, pemkot sudah menyediakan dana khusus bagi UMKM. Nilainya mencapai Rp 3 triliun. ”Ada proyek senilai Rp 3 triliun yang bisa digarap UMKM,” ujarnya.

Eri optimistis UMKM Surabaya mampu menjawab tantangan itu. Bukti ketangguhan UMKM sudah terlihat saat pandemi. Mereka tetap bisa bertahan meski perekonomian digempur virus korona

Mantan kepala Bappeko Surabaya itu mencontohkan beberapa program yang bisa dikerjakan UMKM. Pembuatan paving, misalnya. Sejak awal tahun, pemkot melatih warga membuat paving lewat program padat karya.

Contoh lain adalah penyediaan kebutuhan sekolah. Tahun depan pemkot akan mencukupi seluruh keperluan sekolah pelajar Surabaya. Mulai tas, seragam, hingga sepatu. ”Jadi, warga Surabaya yang belum bekerja dan masuk garis kemiskinan nanti bisa terserap UMKM,” jelasnya.

Penyediaan anggaran bagi UMKM itu sesuai dengan amanat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Seluruh daerah diminta membelanjakan 40 persen dari total APBD di UMKM. ”Ini lebih efektif ketimbang hanya memberikan bahan pangan dalam bentuk bantuan,” ucap Eri.

Butuh Pengembangan UMKM

Pengembangan UMKM terus dilakukan untuk mengentaskan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kebangkitannya juga ditunjang dengan normalnya berbagai kegiatan di masyarakat saat ini.

’’Kemarin sudah sempat dapat pesanan dari lurah juga. Untuk suvenir,’’ ucap Endang Nurul Kolifah, salah seorang warga yang kini sudah tak lagi masuk daftar MBR setelah menjadi pelaku UMKM.

Ketua RW 08 Lontar Rachmad mengatakan, di wilayahnya memang masih ada warga yang MBR. ’’Sebenarnya mereka sudah berani untuk bikin usaha yang cukup beragam,’’ paparnya.

Dia mencontohkan, ada warga yang makin mengembangkan toko berbeda-beda jenis. Ada pula yang membuat peternakan hewan-hewan hias. Rachmad menuturkan, Nurul termasuk salah satu warga yang usahanya terus berkembang.

Nurul mengatakan, dalam menjalankan usaha memang harus berani beradaptasi dengan kondisi. Suvenir buatannya biasanya digunakan untuk tamu dari lembaga atau hadiah kegiatan tertentu. Usaha craft miliknya pun mulai dikembangkan sesuai kebutuhan warga setempat. ’’Kadang dari bantuan promosi teman-teman ke yang jauh-jauh,’’ imbuhnya.

Saat ini kegiatan kunjungan atau pesta sudah berjalan normal. Akibatnya, pemasukan usaha craft miliknya kini sudah stabil. ’’Bikin buket uang, gantungan kunci, sampai hantaran pernikahan,’’ ujarnya.

Dalam waktu sebulan, dia bisa meraih omzet hingga Rp 2 juta untuk kreasi dari bahan flanel tersebut. ’’Sebisanya bahan yang ada dipakai semua. Jadi irit. Sekaligus zero waste,’’ imbuhnya.

By fey

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *