Tagarsurabaya.com – Jumlah penderita HIV/AIDS di Surabaya terus bertambah. Tahun ini saja terdeteksi 355 kasus baru. Dengan demikian, total ada 1.026 penderita HIV/AIDS di metropolis. Kalangan DPRD Surabaya mendesak pemkot segera mencari solusinya.
Fakta itu terkuak dalam rapat dengar pendapat Komisi D DPRD Surabaya bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya kemarin (13/9). ”Ini warning bagi kita semua bahwa korban HIV/AIDS semakin banyak,” kata anggota Komisi D Tjujuk Supariono.
Dewan prihatin dengan bertambahnya kasus baru itu. Apalagi usia para penderita masih produktif. Yaitu, usia 15–49 tahun. Dengan fakta tersebut, Dinkes Surabaya wajib menaruh perhatian serius. Tindakan pencegahan harus dilakukan secara aktif. Misalnya, sosialisasi kepada kalangan remaja.
Dinkes diminta untuk berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya untuk melakukan sosialisasi di sekolah. Para siswa harus sadar dengan bahaya pergaulan bebas. Sex education juga penting diberikan. ”Tindakan pencegahan ini harus masif. Jangan sampai kita menyesal setelah tahu bahwa remaja kita banyak yang terjangkit,” tegas Tjujuk.
Selain itu, dinkes dan instansi terkait harus melakukan mapping. Itu terkait dengan zona rawan penularan HIV. Yaitu, mengidentifikasi munculnya area-area prostitusi terselubung. Dinkes juga diminta melakukan tes HIV bagi pasangan yang akan menikah. ”Pencegahan dini ini penting. Karena HIV adalah penyakit menular yang harus diwaspadai,” tutur politikus PSI itu.
Sementara itu, Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina menyatakan, pasien HIV/AIDS di Surabaya didominasi usia produktif. Mulai 25 tahun hingga 49 tahun. ”Tahun lalu ada 671 kasus,” tuturnya.
Menurut Nanik, temuan kasus HIV/AIDS semester I tahun ini menurun ketimbang 2021. Penurunan kasus tersebut disebabkan upaya preventif dan promotif berjalan optimal. ”Hampir seluruh kecamatan turun,” jelasnya.
Sejauh ini, penderita HIV/AIDS mendapatkan perhatian dari pemkot dan pemerintah. Misalnya, obat-obatan. Mereka mendapatkan obat-obatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dinkes Surabaya juga memberikan pelayanan konseling testing HIV di 63 puskesmas dan 54 rumah sakit. ”Tes HIV di puskesmas gratis,” tambahnya.
Jumlah Penderita HIV/AIDS di Surabaya
- 2016: 923 kasus
- 2017: 934 kasus
- 2018: 1.096 kasus
- 2019: 1.343 kasus
- 2020: 786 kasus
- 2021: 671 kasus
- 2022: 1.026 kasus
Sumber: DPRD Surabaya dan RPJMD Pemkot 2016–2020