Tagarsurabaya.com – Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Bekasi (Pemkot Bekasi). Untuk mencegah penularan HIV, Pemkot Bekasi membagikan 16.560 kondom.
“Penggunaan alat kontrasepsi mampu mengurangi risiko penularan virus HIV hingga 95 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati seperti dilansir Antara, Sabtu (17/9/2022).
Kondom tersebut diberikan kepada fasilitas kesehatan yang memiliki perawatan dan pengobatan HIV. Di antaranya RSUD Cashbullah Abdul Madjid, RS Elisabeth, dan RS Ananda Bekasi.
Selain itu, kondom juga dibagikan ke Puskesmas Perumnas II, Puskesmas Mustika Jaya, Puskesmas Karang Kitri, Puskesmas Pengasinan, Puskesmas Kali Abang Tengah, serta. Puskesmas Jati Sampurna.
“Alat kontrasepsi ini selanjutnya akan didistribusikan kepada pasangan diskordan HIV sebagai pencegahan sekaligus memutus rantai penularan pada pasangan,” katanya.
Pasangan diskordan adalah pasangan yang salah satunya terjangkit HIV. Saat dalam kondisi baik, mereka bisa melakukan hubungan seksual di masa subur
Tanti menyebut penularan HIV tetap bisa terjadi meski menggunakan kondom. Penyebabnya tak lain kesalahan ketika menggunakan kondom, kebocoran pada kondom, serta penyimpanan kondom yang tidak tepat, seperti terkena sinar matahari secara langsung.
“Perlu diperhatikan pula terkait masa kedaluwarsa kondom karena biasanya menjadi penyebab kebocoran,” ucapnya
Dinas kesehatan Kota Bekasi melakukan serangkaian upaya untuk mencegah penularan HIV. Selain membagikan kondom, Pemkot Bekasi juga melaksanakan agenda workshop serta skrining kelompok berisiko.
“Kami juga melakukan skrining dan edukasi terkait HIV setiap Ahad, saat pelaksanaan Car Free Day. Edukasi ini melibatkan aktivis ataupun pegiat HIV,” ujar Tanti.
Saat ini, ada 554 kasus HIV sepanjang Januari-Agustus 2022 dengan rincian 65 kasus pada Januari, 69 kasus di Bulan Februari, Maret 67 kasus, April 62 kasus, Mei 45 kasus, Juni 71 kasus, Juli 55 kasus, dan Agustus dengan 120 kasus.
Penderita HIV di Kota Bekasi didominasi warga berusia 25-49 tahun dengan total 475 kasus. Disusul rentan umur 20-24 dengan 113 kasus, usia di atas 50 tahun dengan 44 kasus, dan 15-19 dengan 14 kasus, serta 4 kasus usia di bawah 4 tahun.
“Data kasus tahun ini ditemukan melalui hasil tes kepada warga berdomisili atau KTP Kota Bekasi maupun luar Bekasi yang tinggal di sini. 431 jiwa berjenis kelamin pria dan 123 wanita,” kata Tanti.