Tagarsurabaya.com – Membicarakan keburukan orang lain atau ghibah dosanya lebih besar dari zina, benarkah demikian?
Jika dosa ghibah lebih besar dari zina, seberapa berat ancaman yang diberikan bagi orang yang membicarakan keburukan orang lain?
Dalam surat Al Hujurat ayat 12 dikatakan, bahwa orang yang membicarakan keburukan orang lain atau ghibah sama saja dengan memakan daging bangkai saudaranya sendiri.
Dikutip dari laman NU Online, Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai dosa ghibah yang lebih besar dari perbuatan zina.
الْغِيبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا . قِيلَ: وَكَيْفَ؟ قَالَ: الرَّجُلُ يَزْنِي ثُمَّ يَتُوبُ، فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيبَةِ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ
Artinya, “’Ghibah itu lebih berat dari zina.’” Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya.
Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,’” (HR At-Thabrani).
Selain itu, orang suka ghibah menggunjinng keburukan saudaranya akan mengalami kerugian di hari perhitungan kelak, sebagaimana sabda Rasulullah berikut ini.
Suatu hari, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, “Apakah kalian tahu siapakah orang yang bangkrut?” Mereka menjawab, “Orang yang bangkrut di tengah kami adalah orang yang sudah tidak memiliki dirham dan harta benda lain.”
Rasulullah menjelaskan, “Orang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari Kiamat membawa amal shalat, amal zakat, amal puasa.
Namun dia pernah mencaci si ini, menuduh si ini, makan harta si sini, menumpahkan darah si ini, memukul si ini. Sehingga yang ini dibayar dengan kebaikannya dan yang ini dibayar dengan kebaikannya.
Setelah kebaikan-kebaikannya habis sebelum semua kezaliman terbayar, maka diambillah keburukan-keburukan mereka yang pernah dizaliminya lalu ditimpakan kepada dirinya. Akibatnya, dia dilemparkan ke dalam neraka.”
Maka, sudah jelas membicarakan keburukan orang lain atau ghibah bukan hanya mendapatkan dosa yang besar, melainkan juga terhapusnya amal-amal kebaikan yang lain.
Oleh sebab itu, agar kita tidak menjadi orang yang merugi, kita mesti waspada dari perbuatan ghibah dan menjauhinya dari kehidupan kita.