Tagarsurabaya.com – Dua negara tetangga Rusia, Georgia dan Kazakhstan melaporkan puluhan ribu warga Rusia telah membanjiri negara mereka sejak pengumuman mobilisasi parsial untuk berperang di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu mengumumkan pemanggilan 300 ribu tentara cadangan, memicu protes di seluruh negeri dan warga Rusia berbondong-bondong kabur ke luar negeri.
Dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (28/9/2022), seorang warga Rusia, Fyodor, mengatakan dia telah melarikan diri ke Kazakhstan untuk menghindari wajib militer ke Ukraina. “Ada kekacauan penuh (di Rusia),” kata pria berusia 24 tahun itu. “Kami tidak mengerti apa yang akan terjadi,” imbuhnya.
Fyodor membutuhkan waktu sekitar 48 jam, termasuk berjalan kaki lima kilometer ke perbatasan dan antrean enam jam, sebelum dia mencapai kota Oral di Kazakhstan utara.
“Hujan, dingin, enam jam menunggu … tapi yah, itu masih wajar mengingat keadaannya,” katanya.
Pada hari Selasa (27/9), otoritas Kazakhstan mengatakan sekitar 98.000 warga Rusia telah memasuki negara itu sejak mobilisasi militer diumumkan Putin.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan pada hari Selasa bahwa negaranya akan memastikan keselamatan warga Rusia yang melarikan diri dari “situasi tanpa harapan”.
“Ini adalah masalah politik dan kemanusiaan,” ujar Tokayev.
Kazakhstan telah mengutuk invasi Moskow ke Ukraina dan menyerukan penghormatan terhadap integritas teritorial, saat Rusia mengadakan referendum pencaplokan di empat wilayah Ukraina.
“Di sekitar kita, perang besar sedang berlangsung. Kita harus mengingat ini, terutama memikirkan keamanan kita,” tambahnya.
Warga Rusia juga berbondong-bondong ke negara Georgia.
Pada hari Selasa (27/9), pemerintah Georgia mengatakan jumlah warga Rusia yang tiba setiap hari hampir dua kali lipat sejak mobilisasi militer diumumkan.