SURABAYA, Tagarsurabaya.com  – Komisi C DPRD Surabaya bidang Pembangunan meminta Pemkot Surabaya untuk memaksimalkan hilirisasi drainase di daerah itu guna cegah banjir di berbagai titik di wilayah Surabaya. 

Anggota Komisi C DPRD Surabaya Sukadar menjelaskan kesuksesan Pemkot Surabaya membangun sejumlah 55 titik saluran air (drainase) di hulu atau tepat di tengah kota Surabaya untuk mencegah ada genangan air harus dikoneksikan langsunh dengan drainase di tingkat hilir. 

“Tetapi perlu diingat ketika 55 titik pelaksanaan drainase yang dibangun tidak terkoneksi dengan hilir, jangan harap posisi Surabaya bebas banjir,” ucap Sukandar. 

Sukandar menjelaskan mengenai perbaikan drainase, saluran di hulu harus benar-benar dipikirkan hilirnya terlebih dahulu, jadi jika tidak terkoneksi dengan baik dari hulu ke hilirnya yang terjadi airnya akan stagnan di hulu atau di tengah kota saja. 

“Kalau saluran ini terhubung sampai titik pembuangan air seperti bozem, sungai, kami yakin banjir dapat dicegah,” ungkap Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya. 

Sukandar memaparkan informasi yang didapat dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) bahwa secara umum pengerjaan saluran air tersebut akan selesai diperkirakan 10 Desember 2022. 

“Jika ini terealisasi kemungkinan genangan air lebih surut dan harus terkoneksi antara hulu dan hilirnya,” papar Sukandar. 

Mengenai material sisa dari pembangunan drainase, Sukandar Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Ia menegaskan bahwa sesuai kontrak kerja di bagian Administrasi Pemerinatahan, pembiayaan pengerjaan proyek saluran air tersebut tuntas sampai pembersihan sisa material. 

Mengenai 55 titik pembangunan drainase, DSDABM mengaku mengebut proyek tersebut agar dapat menanggulangi banjir hingga 90 persen. 

Kabid Drainase BSDABM Surabaya Eko Juli Prasetya mengatakan proses pengerjaan drainase di Surabaya saat ini sudab sekitar 60 persen. Diharapkan, pada bulan Desember 2022 sudah selesai 100 persen. 

“Tapi secara fungsi saluran tersebut harus bisa tercapai sebelum November, sebelum musim hujan. Jadi umpama sudah dipasang bautnya tapi terkait paving atas kemudian pengaspalan belum dilakukan itu dari sisi saluran bisa berfungsi, bisa tercapai di November,” kata Eko pada (22/9). 

Pada pengerjaan drainase, pihaknya memulai terlebih dahulu dari hilir atau muaranya. Sebab, muara adalah tempat pembuangan. Menurutnya jika mengerjakan dari hulu terlebih dahulu akan sia-sia jika air tidak bisa dibuang ke muara. 

55 Titik drainase di Surabaya kemungkinan bisa mengurangi banjir sekitar 20-30 persen dibandingkan tahun lalu. Sebab, titik fokus pengerjaan salah satunya di tengah kota. 

Di 55 titik drainase, pihaknya melakukan crossing untuk mengurangi beban dari sistem drainase yang lama. Sebab dapat mempercepat atau menghilangkan genangan. 

Untuk biaya pengerjaan drainase di 55 titik sebanyak Rp 400 M termasuk pekerjanya. Sebab ada 1.200 satgas yang melakukan pengerjaan drainase. 

Sementara itu, Wali Kota Eri Cahyadi mengungkapkan pengerjaan saluran atau pemasangan box culvert pada 55 titik di Kota Surabaya berhasil membuat beberapa kawasan rawan banjir, kini sudah tak muncul luapan air. Sebab, beberapa box culvert yang telah terpasangan mampu menghalau debit air yang biasa menimbulkan banjir, seperti di kawasan Jalan Babatan 1 dan kawasan Jalan Gadel Kota Surabaya. 

“Alhamdulilah, laporan dari LPMK dan warga di kawasan Jalan Babatan 1, karena pengerjaan saluran sudah tidak banjir. Sebab, dulu selama 12 tahun kalau hujan banjir. Warga di kawasan Jalan Gadel tadi juga melaporkan hal yang sama,” ungkap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. 

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, Pemkot Surabaya akan terus melakukan pengerjaan saluran secara bersamaan meski hujan mengguyur Kota Pahlawan. Karena, target penyelesaian pengerjaan saluran harus selesai pada bulan November 2022. 

“Tidak (tidak mundur), pekerjaan ini akan tetap kita lakukan. Target kita bulan November 2022 selesai, tapi hujannya sudah maju (turun). Tapi memang beberapa tempat sudah terpasang box culvertnya, hanya (penyelesiaan) yang atas belum,” katanya. 

Wali Kota Eri Cahyadi mencontohkan bahwa di kawasan Jalan Babatan 1 dan kawasan Jalan Gadel Kota Surabaya telah terpasang box culvert. Dengan demikian, derasnya debit air bisa tertahan dan tidak menimbulkan banjir yang biasa menggenangi pemukiman warga sekitar. 

“Pada waktu hujan itu alirannya (debut air) deras, tapi tidak sampai masuk rumah. Karena itu, saya minta kepada lurah, camat, RT/RW, LPMK di Surabaya untuk melakukan pemantauan di wilayahnya masing – masing, jika terjadi banjir bisa segera melaporkan,” ujarnya. 

Melalui laporan tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi bisa mengetahui proses pengerjaan saluran di setiap 55 titik di Kota Surabaya. Oleh sebab itu, untuk mempercepat pengerjaan saluran, pihaknya melakukan penambahan pekerja dan alat. Serta, pengerjaan saluran yang dilakukan bersamaan, juga dikebut dan dilakukan pada siang dan malam hari. 

Dengan adanya pengerjaan saluran tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan bahwa sampai saat ini, ia belum menerima laporan banjir di Kota Surabaya. 

“Alhamdulilah tidak ada. Contoh di kawasan Jalan Babatan, pada waktu hujan aliran air deras di perkampungan, tapi tidak masuk rumah. Setelah itu (dipasang) sudah selesai (tidak banjir),” pungkasnya.

By fey

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *