Tagarsurabaya.com – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggerakan roda rotasi pejabat di Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Sekretaris Wilayah (Sekda) Kota Surabaya Hendro Gunawan masuk gerbong mutasi 320 ASN ke posisi baru, Rabu (12/10/2022).
Sekretaris Wilayah Kota Surabaya Hendro Gunawan telah menempati sofa jabatan ASN tertingggi di Pemkot Surabaya semenjak Wali Kota Tri Rismaharini pada 2013 silam. Bersumber pada data yang dikumpulkan, posisi Hendro hendak diisi oleh Pelaksana tugas (Plt).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menarangkan rotasi tersebut buat penyegaran organisasi. Baginya, butuh percepatan sistem pelayanan, paling utama di tingkatan kecamatan ataupun kelurahan.
Baginya, salah satu hambatan kurang efektifnya pelayanan sebab jauhnya rumah pejabat dengan tempat kerja. Paling utama, untuk para camat serta lurah.
“Terdapat salah satu pejabat yang sesungguhnya pintar, tetapi sebab rumah serta tempat kerjanya jauh, makanya kurang optimal membagikan pelayanan,” kata Cak Eri dikonfirmasi seusai pelantikan.
“Aku mau penerapan pelayanan publik itu lebih efisien serta efektif. Makanya, kami dekatkan rumahnya dengan tempat kerjanya,” katanya.
Dengan terus menjadi optimalnya pelayanan, hingga warga hendak diuntungkan. Karena, pemecahan permasalahan warga dapat menyudahi di kelurahan.
“Aku berharap mereka dapat menghasilkan inovasi- inovasi serta bersinergi dengan bermacam stakholder buat menyejahterakan masyarakat Kota Surabaya. Makanya dalam rotasi ini kita dekatkan mereka ke rumahnya tiap- tiap,” ucapnya.
Tidak hanya itu, pelantikan ini pula buat membagikan atmosfer yang baru. Karena, semenjak dini ia telah mengantarkan kalau para pejabat itu wajib dirotasi buat tingkatkan kemampuannya.
Baginya, jika telah 5 tahun terletak di sesuatu jabatan, hingga telah waktunya buat diputar. Harapannya, yang bersangkutan tidak bosan.
“Jadi, ini salah satu triknya buat tingkatkan serta menaikkan keahlian manajerial mereka biar lebih baik lagi ke depannya,” katanya.
“Terlebih, ketentuan buat jadi kepala dinas serta camat itu wajib sempat mengetuai di sebagian tempat, serta inilah saatnya. Intinya, jika ia di camat terus tidak dapat, sebab ia tidak sempat memegang anggaran besar, makanya butuh butuh dirotasi,” katanya.
Di samping itu, Wali Kota Eri pula mengantarkan satu pesan kepada pejabat pemkot. Ialah, silih lempar tanggungjawab tanpa membagikan pemecahan khusus kepada warga.
Baginya, para pejabat itu merupakan masyarakat Kota Surabaya. Pemkot Surabaya merupakan jubah, rumah untuk para pejabat itu.
Kala para pejabat itu menangis, bersedih serta senang, hingga pejabat tersebut mengatasnamakan Pemkot Surabaya.” Jika terdapat permasalahan di dasar, jangan sempat berkata kalau nantinya hendak di informasikan kepada Pemkot Surabaya,” tegasnya.
“Lha ini tidak jelas, wong pejabat pemkot berkata semacam itu. Pemkot Surabaya itu merupakan rumah kita, pakaian kita, jika kita bilang semacam itu, berarti kita mengganggu pakaian kita, merobek pakaian kita sendiri,” katanya.
Strateginya, Wali Kota memohon pejabat di kelurahan buat berkoordinasi dengan dinas. Tidak melontarkan masyarakat ke dinas terpaut.
“Aku berharap sahabat terus berinovasi serta bersinergi buat kebahagiaan serta kesejahteraan masyarakat Kota Surabaya,” pungkasnya.