Tagarsurabaya.com – Iran berjanji bakal memasok rudal hingga drone lebih banyak buat Rusia sehingga membuat Amerika Serikat kalang kabut.

Dua pejabat senior Iran dan dua diplomat negara itu mengatakan kesepakatan pengiriman rudal dan drone ini dicapai pada 6 Oktober lalu. Saat itu, Wakil Presiden Pertama Iran, Mohammad Mokhber, bersama dua Jenderal Garda Revolusi Iran dan pejabat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengunjungi Moskow untuk nego pengiriman senjata.

Rusia telah meminta lebih banyak drone dan rudal balistik dengan akurasi lebih baik, terutama jenis rudal Fateh dan Zolfaghar,” kata salah satu diplomat Iran yang terlibat dalam negosiasi itu kepada Reuters pada Selasa (18/10).

Fateh-110 dan Zolfaghar adalah rudal balistik darat ke darat jarak pendek yang mampu menyerang target pada jarak antara 300 kilometer dan 700 kilometer.

Sementara itu, salah satu drone yang akan dipasok Iran untuk Rusia yakni Shahed-136, pesawat nirawak bersayap delta yang digunakan untuk serangan udara ke darat “kamikaze”. Drone jenis ini membawa hulu ledak kecil yang meledak saat terjadi benturan.

“Mereka (Rusia) ingin membeli ratusan rudal kami, bahkan rudal jarak menengah, kami mengatakan kepada mereka bahwa kami dapat segera mengirimkan beberapa ratus rudal jarak pendek Zolfaghar dan Fateh-110,” kata seorang pejabat keamanan Iran.

“Saya tidak bisa memberikan Anda waktu yang tepat, tetapi segera, segera mereka akan dikirim dalam dua hingga tiga pengiriman,” paparnya menambahkan.

Seorang diplomat lainnya juga mengklaim Moskow telah meminta secara spesifik pengiriman rudal Fateh 110 dan Zolfaghar kepada Iran. Pengiriman, katanya, akan berlangsung maksimal dalam 10 hari ke depan.

Diplomat Iran membantah bahwa transaksi ini melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2015 lalu.

“Soal di mana senjata ini dipakai itu bukan masalah si penjual. Kami tidak memihak dalam krisis Ukraina seperti halnya Barat. Kami ingin krisis Ukraina diselesaikan melalui cara diplomatik,” kata diplomat tersebut.

Laporan ini muncul ketika eskalasi perang Rusia vs Ukraina kembali memanas memasuki bulan ke-8 invasi. Rusia kembali membombardir kota-kota besar, termasuk Ibu Kota Kyiv, sejak awal pekan ini dengan menggunakan puluhan drone dan rudal.

Ukraina menuding serangan-serangan itu dilakukan Rusia menggunakan salah satunya drone Iran Shahed-136.

Meski begitu, Iran membantah telah memasok drone dan senjata lainnya ke Rusia untuk digunakan dalam invasinya ke Ukraina. Kremlin juga membantah telah menggunakan drone Iran untuk menyerang Ukraina.

Ditanya apakah Rusia telah menggunakan drone Iran dalam invasinya di Ukraina, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Kremlin tidak memiliki informasi tentang penggunaannya.

“Peralatan Rusia dengan nomenklatur Rusia digunakan,” katanya. “Semua pertanyaan lebih lanjut harus diarahkan ke Kementerian Pertahanan.”

Sementara itu, pejabat intelijen Barat membenarkan rencana pengiriman rudal dan drone Iran ke Rusia.

Amerika Serikat juga yakin bahwa Rusia telah menggunakan senjata buatan Iran selama menginvasi Ukraina, termasuk serangan drone di Kyiv awal pekan ini.

Juru bicara Gedung Putih Karinne Jean-Pierre juga menuduh Teheran berbohong ketika mengatakan drone Iran tidak digunakan oleh Rusia di Ukraina.

Seorang pejabat senior militer AS mengaku belum memiliki informasi terkait pembelian rudal dan drone Iran oleh Rusia.

Sementara itu, seorang diplomat Eropa menilai jika pembelian senjata terkonfirmasi, ini menunjukkan Rusia kehabisan cara untuk memproduksi dan mendapat senjata mengingat rentetan sanksi internasional hampir ke seluruh sektor industrinya gegara melancarkan invasi ke Ukraina.

Selain Iran, Rusia juga mulai beralih mengimpor sejumlah barang utama termasuk material utama ke Korea Utara yang merupakan salah satu sekutunya.

By fey

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *