Tagarsurabaya.com – Kriminolog Andrianus Meliala menguak anggapan mengejutkan soal kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Ia menebak, keempat orang satu keluarga itu terencana kelaparan buat menggapai kematian sebab meyakini mengerti Apokaliptik.

Dugaan itu timbul usai polisi mengatakan hasil autopsi kalau jenazah dalam keadaan lama tanpa konsumsi santapan.

“ Jangan- jangan dari keempatnya pemeluk mengerti akhir dunia ataupun apokaliptik serta mencabut nyawa dengan metode yang ekstrem,” kata Adrianus.

Walaupun begitu, diakui kesengajaan buat melaparkan diri sampai wafat itu sangat susah dicoba. Hendak namun, apabila kematian keempat anggota keluarga itu diucap sebab kelaparan serta tidak sanggup membeli santapan, malah sangat tidak bisa jadi.

Karena, keluarga ini diketahui berkecukupan secara modul, apalagi diakui oleh pihak keluarga dekatnya. Sebab seperti itu, Andrianus menyebut mengerti Apokaliptik yang bisa jadi mendasari aksi mereka. Lalu apa mengerti Apokaliptik itu?

Mengerti Apokaliptik ialah kepercayaan seorang ataupun sekelompok orang buat mengalami kehancuran dunia ataupun hari kiamat. Anggapan soal kiamat memanglah diajarkan oleh kepercayaan agama abrahamik, ialah Yahudi, Kristen, serta Islam.

Tetapi dari tiap 3 kepercayaan agama soal kiamat tersebut, didasarkan pada isyarat besar saat sebelum datangnya kiamat. Sedangkan itu, kepercayaan 3 agama utama, memosisikan waktu serta kepastian kiamat ataupun kehancuran dunia tidak terdapat yang mengenali nyatanya.

Tetapi, mayoritas kelompok yang menguasai Apokaliptik ini, yang umumnya diucap sekte, meyakini suatu ramalan yang di luar kepercayaan mainstream ketiga agama besar tadi. Semacam yang ramai diperbincangkan pada tahun 2012, dengan menyandarkan pada kepercayaan kalender suku Maya. Meski dikala itu, tidak terdapat permasalahan bunuh diri, tetapi momen itu jadi referensi untuk pengikut Apokaliptik lain.

Terlepas dari itu, umat Islam harus meyakini hari akhir ataupun hari kiamat. Kepercayaan ini pula ialah rukun iman kelima.

Tidak terdapat satupun orang ataupun makhluk yang dapat mengenali kapan hari kiamat datang. Tetapi, semacam diucap di atas, dalam Islam juga terdapat isyarat kiamat.

Hari Akhir Adalah

Saat sebelum mengenali isyarat hari kiamat, yang awal kali mesti dikenal merupakan definisi hari akhir. Hari Akhir merupakan hari kiamat. Mengutip halaman NU, waktu permulaan kiamat merupakan semenjak segala manusia dari kubur buat digiring ke padang mahsyar sampai waktu yang tidak terbatas bersumber pada komentar yang sahih.

Terdapat pula komentar yang melaporkan kalau mulai dari bangkit dari kubur buat digiring sampai pakar surga masuk ke surga, serta pakar neraka masuk neraka. Dinamakan hari akhir sebab seperti itu akhir dari hari- hari yang terdapat di dunia, dalam makna kalau hari akhir itu terhubung dengan akhir hari- hari di dunia, ataupun diucap selaku al- yaumulâkhir sebab tidak terdapat lagi hari dunia selepasnya.

Dinamakan hari kiamat( qiyâmah: kebangkitan, berdiri) sebab bangkitnya manusia pada hari itu dari kuburan mereka, serta berdirinya mereka di hadapan si Pencipta dan tegaknya hujjah yang menyelamatkan mereka serta pula hujjah yang menyengsarakan mereka.

Hari akhir ini memanglah permasalahan yang senantiasa dikaji manusia dari masa ke masa. Konsekuensi kepercayaan terdapat hari akhir ini meniscayakan kepercayaan terdapatnya kehidupan baru selepas manusia mati.

Manusia yang beragama, hendak meyakini kalau keimanan kepada Allah meniscayakan fakta ialah amal perbuatan. Serta amal perbuatan ini hendak sempurna motivasinya dengan keimanannya pada hari akhir. Sebab kesempurnaan balasannya itu terdapat pada hari akhir. Dinyatakan dalam Ali Imran ayat 185.

كُلُّنَفۡسٖذَآئِقَةُٱلۡمَوۡتِۗوَإِنَّمَاتُوَفَّوۡنَأُجُورَكُمۡيَوۡمَٱلۡقِيَٰمَةِۖفَمَنزُحۡزِحَعَنِٱلنَّارِوَأُدۡخِلَٱلۡجَنَّةَفَقَدۡفَازَۗوَمَاٱلۡحَيَوٰةُٱلدُّنۡيَآإِلَّامَتَٰعُٱلۡغُرُورِ

Maksudnya:“ Masing- masing yang berjiwa hendak merasakan mati. Serta sebetulnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka serta dimasukkan ke dalam surga, hingga sangat dia sudah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain cumalah kesenangan yang memperdayakan.”

Dengan mengimani kalau sesuatu dikala nanti dunia yang kita huni beserta isinya ini hendak sirna lebur pada hari kiamat, hingga perihal itu tentu hendak membuat seorang lebih berpikir dalam berperan, ataupun tidak semena- mena serta tidak semau hatinya sebab dengan apa yang ia jalani di dunia hendak ia pertanggungjawabkan nanti di akhirat.

By fey

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *