Tagarsurabaya.com – Drama bursa kripto FTX, salah satu bursa kripto terbanyak di dunia, merambah babak baru. Sehabis hadapi keruntuhan, industri dilaporkan mengajukan status kebangkrutan.
Sebab FTX ialah jaringan industri, proses kebangkrutannya lumayan rumit. Periset Seamus Hughes, wakil direktur Program Ekstremisme di Universitas George Washington mengumpulkan kebangkrutan dalam satu catatan.
Selaku data, permasalahan FTX bermasalah sehabis CEO Binance Chanpeng Zhao menjual token FTX serta nilainya ambles. Ini terjalin pada November 2022 dikala hubungannya dengan bos FTX Sam Bankman- Fried yang tadinya bergaul akrab jadi memburuk.
Selanjutnya beberapa pengguna FTX kesimpulannya melaksanakan penarikan secara massal senilai US$6 miliyar dalam waktu kurang dari 72 jam. Sayangnya industri tidak mempunyai duit sebanyak itu, sebagian besar sebab sudah mengirimkan asetnya ke sister company Alameda Research, yang membuat taruhan kripto berisiko serta tidak membuahkan hasil.
Selanjutnya Bankman- Fried berkata Binance hendak mengakuisisi FTX. Tetapi sehabis Chanpeng Zhao melaksanakan sebagian uji tuntas kesimpulannya mundur dari konvensi.
Pada kesimpulannya Bankman- Fried berupaya mencari investor buat menyelamatkan industri, tetapi tidak sukses. Jalur selanjutnya yang ditempuh merupakan mengajukan proteksi kebangkrutan Chapter 11 di majelis hukum Delaware.
Berikut pengajuan bangkrut oleh FTX, dilansir dari Gizmodo, Rabu (16/11/2022):
FTX Crypto Services
FTX Ventures Ltd
FTX Canada
FTX Structured Products
FTX Trading GmbH
FTX EMEA Ltd
FTX Digital Assets LLC
FTX Zuma Ltd
FTX Japan Services KK
FTX Certificates GmbH
FTX Property Holdings Ltd
FTX Exchange FZE
FTX Digital Holdings( Singapura) Pte Ltd
Alameda Research LLC
FTX Lend Inc.
FTX US Services, Inc.
FTX Switzerland GmbH
FTX EU Ltd
FTX Products( Singapura) Pte Ltd
FTX TURKEY TEKNOLOJI VE TICARET ANONIM SIRKET
FTX Marketplace, Inc
FTX Services Solutions Ltd
West Realm Shires Services Inc.