Sodikin mencoba bermain judi online untuk menghindari stres setelah bercerai. Namun, dia kecanduan hingga harta bendanya habis. AB, mahasiswa asal Surabaya, lupa kuliah gegara judi online. Kini, dia menjalani rehabilitasi di Ponpes Inabah.

Tagarsurabaya.com – Sudah dua bulan terakhir Sodikin memutuskan pensiun tak lagi main judi online. Itu karena dia kalah berkali-kali. Tanah dan sepeda motor yang dibeli dari hasil kerja kerasnya sebagai pengusaha burung amblas terjual. Aset-asetnya itu dijual dengan harga murah untuk membayar utang dan modal bermain judi.

Pria 34 tahun yang tinggal di Sidoarjo tersebut mengenal judi online sejak dua tahun lalu. Dia awalnya hanya ingin menjadikan pelarian agar tidak stres setelah bercerai dengan istri. ”Awal mulai dikasih chip teman. Saya mainkan malah nyandu, keterusan,” ujarnya.

Lingkungan juga mendukung Sodikin main judi online. Hampir semua teman-temannya pemain judi. ”Saya pernah berhenti tiga bulan. Akhirnya main lagi setelah dimodali teman,” katanya.

Tidak mudah bagi Sodikin untuk purna dari berjudi. Itu harus didasari niat dari dalam hati. Setelah pensiun, kini Sodikin memilih memperdalam agama. ”Pesan saya kepada yang masih main, diikhlaskan saja yang sudah habis. Anggap bukan rezeki. Kalau diteruskan tidak akan menang. Yang ada malah tambah dalam,” ucapnya.

Sulitnya lepas dari kecanduan judi online juga dialami seorang mahasiswa berinisial AB. Mahasiswa perguruan tinggi negeri di Jember itu sampai harus dijemput pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Inabah, Surabaya, untuk direhabilitasi. Orang tua AB sudah angkat tangan dengan kelakuannya yang sulit lepas dari judi online.

’’Dua tahun saya main judi online. Mobil, laptop, sama handphone saya gadaikan. Sampai terakhir orang tua mencabut semua fasilitas saya selama kuliah,” tutur AB saat ditemui di Ponpes Inabah, Surabaya, kemarin.

AB kenal judi online dari teman kuliahnya. Dia mengaku sempat menang Rp 100 juta. Namun, uang itu tidak terasa cepat habis. ”Hari ini dapat, besok sudah langsung habis. Tidak tahu saya dipakai untuk apa saja. Sekarang saya dua bulan di pondok tidak main judi online,” ucap pria 20 tahun tersebut.

Selain AB, di ponpes tersebut ada YS yang direhabilitasi karena kecanduan judi online. ”Saya awalnya ditangkap polisi karena narkoba. Masuk Lapas Madiun, saya malah kecanduan judi online dari teman-teman di dalam (lapas),” ungkap YS, warga Pandegiling, Surabaya.

Sosiolog Unair Prof Dr Bagong Suyanto mengatakan, perkembangan judi online lebih luas ketimbang judi konvensional. Sebab, judi online dikelola secara daring. Korbannya juga semakin luas.

”Untuk mengantisipasi, perlu revitalisasi peran keluarga dan kontrol lingkungan sosial. Pendekatan moral keagamaan akan lebih efektif,” ucap Bagong.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana menambahkan, judi online juga berpotensi memunculkan tindak pidana lain. Sebab, rasa candu bisa memaksa pemain bertindak nekat. (edi/gas/c17/aph)

TIPS BERHENTI MAIN JUDI ONLINE

  • Niatkan diri untuk berhenti
  • Mendekatkan diri kepada Tuhan
  • Blokir semua akses yang mempermudah untuk depo
  • Menjauhi lingkungan judi online
  • Blokir iklan judi online
  • Mengisi waktu luang dengan kegiatan lain

Sumber: Pengalaman pensiunan pemain judi online

Sumber : jawapos.com

Baca Juga : Ditinggal Kerja Penghuninya, Rumah Warga Pandugo V Terbakar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *