Tagarsurabaya.com – Pabrik Pegatron di India lumpuh gara-gara kebakaran pada Minggu (24/9) pekan lalu. Pegatron merupakan mitra manufaktur Apple untuk produksi iPhone di India, baik dalam memenuhi kebutuhan di dalam negeri maupun ekspor ke negara lain.
Hingga hari ini, Rabu (27/9/2023), pabrik Pegatron belum juga beroperasi. Namun, pihak Pegatron mengatakan hal tersebut tak berdampak pada operasional perusahaan. Menurut salah satu sumber dalam, perbaikan fasilitas di Chengalpattu, selatan kota Chennai, Tamil Nadu, tersebut bisa memakan waktu hingga sepekan untuk skenario terburuk. Apple dan Pegatron belum mengklarifikasi hal ini. Namun, sumber dalam menyebut Apple telah berkoordinasi dengan Pegatron untuk menanggulangi insiden dadakan tersebut.Sumber lain menyebut Pegatron telah meminta tim survei untuk menyelidiki kerugian yang terjadi akibat kebakaran. Pada Selasa (26/9) kemarin, fasilitas pabrik masih belum beroperasi dan hanya beberapa pegawai yang diperbolehkan masuk, dikutip dari Reuters. Sebagai informasi, fasilitas Pegatron memproduksi sekitar 5 juta unit ponsel setiap tahunnya. Fasilitas Pegatron yang kebakaran bertanggung jawab atas produksi 10% iPhone di India. Menurut otoritas setempat, kebakaran di fasilitas Pegatron berawal dari tahapan pengisian daya (charging), di mana ponsel diuji coba setelah dirakit. Lokasinya ada di lantai dasar gedung. Saat itu, ada 29 pegawai yang berada di pabrik pada pukul 19.00 waktu setempat. Mereka langsung meninggalkan gedung setelah melihat asap hitam di dalam ruangan. Ada enam mesin yang rusak dalam insiden tersebut. Fasilitas Pegatron ini memiliki luas 39.000 meter persegi dengan sekitar 8.000 karyawan. Pabrik ini tak memproduksi iPhone 15, melainkan seri iPhone yang lebih lawas.Apple mulai memproduksi iPhone di India sejak 2017 melalui Wistron dan Foxconn. Pegatron mulai ditunjuk sebagai mitra Apple pada tahun lalu dan mulai merakit iPhone di India sejak September 2022.Sumber : cnbcindonesia.comBaca Juga : Fitur-fitur Baru di Xiaomi 13T: IP68, eSIM, Hingga Kamera Leica