Tagarsurabaya.com – Setelah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memerintahkan semua balai RW di Surabaya diperbaiki, jajaran pemkot langsung bergerak cepat. Sebab, ke depan balai RW akan menjadi pusat pelayanan publik dan menjadi tempat yang nyaman untuk berdiskusi antara jajaran pemkot bersama warga.

”Jadi, setelah ada perintah dari Pak Wali, kami bersama beberapa dinas dan kecamatan langsung bergerak cepat, kami data dan petakan, lalu perbaiki balai RW supaya menjadi tempat yang nyaman untuk berdiskusi bersama warga,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Febrina Kusumawati di ruang kerjanya, Kamis (8/6).

Menurut dia, saat ini di Kota Surabaya ada 1.360 RW. Setelah didata, ada sebanyak 1.182 balai RW yang harus diintervensi Pemkot Surabaya. Sisanya sudah baik.

”Adapun bentuk intervensinya bermacam-macam tergantung kondisi di lapangan,” terang Febrina Kusumawati.

Febri juga menjelaskan, intervensi atau perbaikan balai RW itu dilakukan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya dan pihak kecamatan setempat. Saat ini, mereka terus mengebut perbaikan balai RW itu secara komprehensif supaya segera bisa berfungsi dengan baik.

”Jadi, PD dan camat terus melakukan percepatan untuk perbaikan itu,” ujar Febrina Kusumawati.

Ke depan, lanjut dia, balai RW itu akan menjadi pusat pelayanan publik dan akan menjadi tempat yang nyaman untuk berdiskusi antara warga dengan jajaran pemkot seperti yang diinginkan Wali Kota Eri Cahyadi. Apalagi, saat ini Wali Kota Eri juga meminta sejumlah dinas untuk turun langsung ke setiap balai RW untuk mendekatkan pelayanan kepada warga.

”Makanya perbaikan balai RW ini terus kita kebut secara komprehensif,” papar Febrina Kusumawati.

Sebelumnya, Wali Kota Eri Cahyadi sudah meminta para lurah untuk memaksimalkan balai RW sebagai tempat untuk rembuk bersama dan melayani warga.

”Kalau bisa itu lungguh bareng (duduk bersama), ngopi sama Pak RT dan Pak RW, rembuk bersama bahas kemiskinan ini biar turun menjadi berapa, stunting berapa. Jadi menurunkan kemiskinan itu nanti gimana, menurunkan stunting gimana,” kata Wali Kota Eri.

Bahkan, dia menegaskan, petugas pendamping RW bukan hanya bertugas mendata administrasi kependudukan (adminduk). Akan tetapi, pendamping kelurahan di balai RW juga harus bisa berdiskusi bersama warga, kemudian menargetkan penurunan kemiskinan, stunting, gizi buruk, di wilayahnya.

”Saya inginnya penanggung jawab di balai RW ini, bukan hanya duduk ngurusi adminduk kemudian pulang. Makannya saya kan sudah bilang, pegawai negeri nggak usah di kantor, kalau bisa turun di balai RW, jangan hanya adminduknya saja yang berjalan tapi yang lainnya juga harus jalan,” tegas Eri.

Eri berharap, bukan hanya pegawai negeri yang bertugas di kelurahan saja yang turun di balai RW, akan tetapi juga petugas puskesmas, dinas, dan jajaran lain juga ikut turun ke balai RW.

”Orang Dispendukcapil harus ada, puskesmas ada, dari Dinkes juga harus ada di kelurahan ini. Mereka ini harus turun, bukan hanya di kantor saja,” kata Eri.

Sumber : jawapos.com

Baca Juga : Sembilan Pesilat Diringkus Polisi Usai Pukul Acak Masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *